DI LANGIT SENJA
Di langit senja
Seorang lelaki menatap bendera
Dalam sepi yang dalam
Dalam sunyi yang kelam
Seorang lelaki menatap bendera
Dalam sepi yang dalam
Dalam sunyi yang kelam
Ia teringat
Saat pertama kali bom pecah
Memucratkan darah
Meruntuhkan segala yang ada
Sedang puing-puing jiwa,
di lumatkan lidah api
Saat pertama kali bom pecah
Memucratkan darah
Meruntuhkan segala yang ada
Sedang puing-puing jiwa,
di lumatkan lidah api
Semua pandangan gelap
Terasa hidup sedang sekarat
Lalu tamat
Matahari tertawa
Menghanguskan jiwa
Terasa hidup sedang sekarat
Lalu tamat
Matahari tertawa
Menghanguskan jiwa
Di langit senja
Seorang lelaki menatap bendera
Dalam gigil
Dalam hening
Mengoyak aroma bau mayat yang mengepul
Dan hinggap pada serpihan bingkai puisi kematian
Ribuan pahlawan tak kenal takut
Pada teriakan serdadu dan bunyi senjata
Seorang lelaki menatap bendera
Dalam gigil
Dalam hening
Mengoyak aroma bau mayat yang mengepul
Dan hinggap pada serpihan bingkai puisi kematian
Ribuan pahlawan tak kenal takut
Pada teriakan serdadu dan bunyi senjata
Bayang-bayang ketakutan
Melotot setiap saat
Menghancurkan kebahagiaan
Merapuhkan doa
Melotot setiap saat
Menghancurkan kebahagiaan
Merapuhkan doa
Negara ini semakin mabuk
dan hampir ambruk
dan hampir ambruk
Di langit senja
Seorang lelaki menatap bendera
Lukanya mengiris isak tangis
dan angin hanya bisa meludah sepi
Duka juga nestapa
Belum mampu memekarkan kebahagiaan.
Lukanya mengiris isak tangis
dan angin hanya bisa meludah sepi
Duka juga nestapa
Belum mampu memekarkan kebahagiaan.